Perlukah kita menganalisa pergerakan IHSG ?Ada yang mengatakan perlu dan ada pula yang merasa tidak perlu, karena yang penting adalah memilih saham yang naik dan bukan IHSG, karena IHSG tidak menghasilkan uang, kira-kira demikian yang sering kita dengar tentang perlu tidaknya seorang trader menganalisa IHSG.
Saya pribadi BERPENDAPAT SANGAT PERLU untuk menganalisa pergerakan IHSG meski MUNGKIN ada benarnya bahwa menganalisa pergerakan IHSG tidak ada duitnya.
Alasan perlunya menganalisa IHSG adalah: Kapitalisasi BEI adalah sekitar 3600 Triliun Rupiah.Nah dari 423 saham yang terdaftar di BEI, mungkin hanya sekitar 30-50 saham saja yang aktif yang mencerminkan pergerakan IHSG /pasar, sisanya hanyalah saham-saham tidur. berikut saya sebutkan sebagian besar market penggerak indeks IHSG yaitu sbb:
ASII --> kapitalisasi market sekitar 280 Triliun atau setara dengan 7,7% bobot pergerakan IHSG.
BBCA--> kapitalisai market 200 Triliun
BBRI --> kapitalisasi market 165 Triliun
BBCA --> kapitalisasi market 165 T
TLKM --> 150 T
GGRM --> 112 T
UNTR --> 90 T
yang berkisar 30-100 T diantaranya : INDF PGAS ADRO ITMG BBNI BDMN INCO AALI BDMN PTBA SMGR INTP dsb.
Bila dikalkulasi cermat, maka 70-80% kapitalisasi IHSG paling-paling hanya dikuasai oleh sekitar 30-50 saham yang diantaranya saya tulis diatas. Artinya, jikalau ada saham gorengan atau berkapitalisasi kecil yang mungkin naiknya 25% sehari, tetap tidak berpengaruh terhadap indeks karena bobotnya kecil. Lalu apa gunanya?
Apabila kita menganalisa pergerakan IHSG tentu kita sudah tahu bahwa penggerak IHSG nya adalah saham-saham yang mempunyai bobot pada IHSG pula. Dengan demikian kita tentu sudah dapat mengantisipasi dan mulai memperhatikan saham-saham tersebut. Manfaat lainnya menganalisa IHSG adalah : kita dapat mengetahui arah PSIKOLOGI PASAR. Mereka yang tidak mempedulikan IHSG biasanya tidak menganalisa psikologi pasar, karena baginya yang penting adalah sahamnya naik meski pasar merah.
Eugene Fama , seorang profesor ekonomi University Of Chicago dalam teorinya Efficient Market Hypothesis ( EMH ) pada awal tahun 1960 an ( weak, semi strong, strong ), menyatakan bahwa adalah IMPOSSIBLE trading jangka pendek dapat mengalahkan pasar ( Weak EMH = In weak form efficiency the information set is just historical prices, which can be predicted from historical price trend; thus, it is impossible to profit from it ). Nah kalau analisa pasar saja ditiadakan, bagaimana mungkin lagi kita dapat profit sesuai pergerakan pasar.
Contoh sederhana untuk menguji hal ini sangatlah mudah, silakan anda cari data-data harga unit reksadana equity asing sejak 1 jan 2011 - hari terakhir 2011, dan bandingkan dengan pergerakan IHSG dalam % nya. Hasilnya sulit untuk bisa diatas pasar. Saya tidak memungkiri adanya reksadana yang bisa mengalahkan pasar ( biasanya reksadana lokal ), tetapi bila kita lebih cermat dalam melihat isi portofolionya, kebanyakan isi sahamnya sebagian atau seluruhnya bukan berisi saham-saham pengegrak indeks, dengan kata lain isi sahamnya adalah saham-saham grup terafiliasi/ bagian dari grup usaha perusahaan reksadana tersebut, yang tentunya memungkinkan untuk memperoleh insider information, terlebih lagi HUKUM tentang insider trading belum benar-benar diterapkan, meski UU dan regulasinya sudah jelas. Dalam sejarah BEI, TIDAK PERNAH ada satupun individu/perusahaan yang didenda/dihukum pidana karena insider trading, tetapi faktanya banyak sekali pergerakan harga yang diakibatkan insider trading. Untuk membuktikan insider trading tidaklah sulit jika saja otoritas betul-betul menegakkan aturan.
Oleh karena itu apakah penting tidaknya analisa IHSG kembali ke masing-masing individu. Bagi saya, sangatlah penting menganalisa arah market IHSG, karena bila hal itu dianggap tidak penting, maka saya pikir rasanya analis-analis dunia tidak perlu berbicara di bloomberg CNBC tentang indeks bursa global lainnya. Jika kita berbicara indeks market, maka tentu kita berbicara psikologi pasar pada umumnya.
Suatu saham yang kapitalisasi marketnya kecil atau di bawah 500 Miliar, tetapi bisa bergerak melawah arah pasar TANPA adanya perubahan Fundamental perseroan secara jelas, maka hampir dipastikan pergerakan harga tersebut adalah semu. Suatu pergerakan harga yan semu tentu tidak sehat, kalau tidak sehat hampir dapat dipastikan pula bisa terserang penyakit walau tidak tertutup kemungkinan juga mendapat nikmat/ profit yang besar.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment