Saturday, February 12, 2011

Balada KRAS vs GIAA

Masih ingat IPO KRAS tahun lalu? Media , pejabat publik, ekonom, lembaga legislatif, analis dll, semua berkomentar keras tentang IPO  KRAS yang disinyalir sarat intrink. Saya masih ingat ketika itu, publik hanya  mendapat jatah saham IPO KRAS sedikit sekali, saya pribadi hanya mendapat total 3 % dari total pemesanan baik melalui mekanisme book building maupun pooling.

Saat itu saya termasuk orang yang kesal karena mendapat jatah sedikit sekali. Dan mungkin mereka yang bersuara keras soal KRAS motivasinya sama dengan saya, yaitu mendapat jatah sedikit sekali atau tidak mendapat sama sekali. Waktu itu Penjamin Emisi ( PE ) dan media gembar gembor di awal-awal bahwa  IPO KRAS mengalami oversubscribe 9x. Belakangan setelah ribut-ribut dan beberapa hari IPO, bapapem menyatakan bahwa KRAS hanya oversubscribe 1.7 - 2 kali saja. Secara logika  kalau benar katakanlah oversubscribe 2x, maka tentunya publik setidaknya bisa mendapat jatah minimal 20 % - 50% dari total pemesanan, kenyataanya adalah  rata-rata masyrakat mendapat kurang dari 3% saja. Dari logika ini saja sebetulnya Bapepam sudah harus melakukan investigasi siapa yang bermain.

Terlepas dari hal tersebut,  KRAS membuktikan mampu  naik lebih dari 40% di hari pertama. Saat itu saya melihat lagi-lagi si 70% yang katanya adalah investor berkualitas justru melakukan penjualan. Investor retail/lokal tentunya banyak yang membeli KRAS di harga 1100-1200 , dan mungkin sekarang masih banyak yang nyangkut, mengapa? that's the game.

Belajar dari pengalaman KRAS, dimana PE akhirnya diinvestigasi dan diaudit oleh bapepam, maka kali ini PE melakukan hal  yang sebaliknya dari saat IPO KRAS,yaitu membiarkan publik menyerap sebanyak-banyaknya. Selain itu investor asing tidak mau turut serta di GIAA, karena  mungkin tidak mendapat jatah seperti yang dikehendakinya karena kebijakan dari PE yang takut terulang kasus KRAS. Dan ketika ada teman saya yang ikut GIAA dan mengatakan bahwa ia mendapat 58% dari total yang dipesan melalui book building, saya tahu bahwa GIAA akan rontok sadis di hari pertama.

Dari kedua cerita diatas antara KRAS dan GIAA, marilah kita mengintropeksi diri kita masing-masing. Pada saat kita  tidak kebagian saham KRAS kita tidak puas karena kebanyakan saham diberikan pada si 70%. Pada saat GIAA  diberikan banyak pada kita bahkan ada yang mendapat 100% dari pemesanan, sekarang mengeluh juga karena harga anjlok drastis. Lho jadi sebetulnya kita maunya apa? wkwkwkwk. Saya maklum, ternyata yang kita kehendaki adalah : Dapat saham IPO banyak dan naik profit besar. Dan dengan sangat menyesal harus saya garis bawahi bahwa hal tersebut tidak mungkin.

Pilihan anda sebagai retail di saham IPO hanya ada dua:
  1. Dapat jatah banyak , uang di lock (dikunci PE ) dalam masa mekanisme pooling yang biasanya 1-2 minggu , ketika IPO langsung loss seperti GIAA atau:
  2. Dapat jatah sedikit, uang di lock ( dikunci PE ) dalam masa mekanisme pooling, ketika IPO harga melejit keatas.
Apakah sentimen pengaruh? Sentimen selalu bersifat follower. Artinya, alasan  kenapa harga naik atau turun hanya menjadi cerita setelah fakta terjadi. Padahal yang kita butuhkan adalah prediksi. Nah, masalah utamanya adalah: sebelum suatu fakta harga muncul, selalu ada pihak-pihak yang membuat opini guna menggiring anda pada suatu titik tertentu. Lalu bagaimana menyiasatinya? Satu-satunya adalah anda harus banyak belajar dari mentor yang berpengalaman.

Sebagai ilustrasi: 
Apabila anda tahu bahwa seorang CEO perusahaan A membeli saham perusahaan  A tersebut dalam jumlah banyak dari pasar. Dan  juga apabila anda tahu bahwa ada banyak karyawan, nelayan, petani, guru sekolah, mahasiswa, PNS dan lain-lain yang membeli saham perusahan B. Volume pada saham A dan B sama besarnya, dan sama-sama menciptakan volume tertinggi, dan juga sama-sama bergerak naik dan membentuk permulaan trend yang akan naik.Pada indikator TA keduanya memberikan sinyal yang sama bagusnya dan sama nilainya. Maka pertanyaanya: Anda akan memilih saham A atau saham B ? Tanpa anda tahu who is the player secara benar, maka  anda hanya akan berputar-putar di market, sama seperti ketika bila anda mengikuti KRAS ataupun GIAA ataupun saham-saham lainya.

Pengalaman adalah guru terbaik. Dan jika anda mau belajar dari guru terbaik, maka anda  membutuhkan waktu, jika anda membutuhkan waktu maka hal itu berbanding lurus dengan cost ( loss). Semakin lama waktu yang dibutuhkan  maka kemungkinan besar cost nya makin tinggi. Untuk itulah anda harus bisa mempersingkat waktu dalam belajar dengan guru terbaik ( pengalaman ), persoalannya: apakah anda akan mencari  pengalaman itu sendiri setelah berkeliling dunia atau memutuskan dengan tekad kuat untuk belajar dengan waktu yang sesingkat mungkin guna meredam potensial loss yang lebih besar di masa mendatang.

Semoga bermanfaat.

No comments: