Saturday, January 15, 2011

Trader's Five Elements

Semua trader legendaris dunia pernah mengalami kegagalan dalam trading di masa awal tanpa terkecuali. Maka pertanyaanya: Mengapa mereka mampu menjadi trader yang berhasil? Jawabannya adalah:

1. Psikologi trading yang benar.

2. Money management.

3. Knowledge.

4. Trading Plan.

5. Tools.

Nah yang sering terjadi pada umumnya trader adalah terbalik-balik urutannya. Akibatnya tentu hasilnya juga terbalik-balik. Pada umumnya orang berpikir knowledge dan tools adalah segalanya, padahal FAKTA kembali membuktikan banyak ahli ekonomi, ahli matematika, ahli statistika, bahkan profesor sekalipun GAGAL di market. Alasannya adalah karena banyak orang mempunyai kelebihan utama di No. 3 namun memiliki kekurangan yang banyak pada nomor lainnya terutama no. 1 dan 2.

Psikologi trading adalah hal tersulit bagi setiap trader. KEDEWASAAN psikologi trading hanya bisa dicapai apabila seseorang telah mengalami kegagalan di market dan melakukan banyak kesalahan di market. Tanpa melewati fase tersebut maka besar kemungkinan seseorang akan terus-menerus mengalami lack of dicipline dalam trading yang dapat berakibat loss uang yang banyak. Itulah sebabnya bagi pemula selalu saya katakan trading dengan uang jumlah kecil, hal ini bertujuan agar para trader dapat segera mengenali kesalahan-kesalahannya tapi tidak dalam jumlah uang besar.

Pernahkah anda mengalami apabila setelah menjual suatu saham dengan profit, lalu segera mencari saham-saham lain untuk di beli? Dan serasa saham apapun terlihat bagus untuk dibeli? Dan ketika anda buy, 2 jam kemudian harga saham yang baru di beli turun, lalu anda mau tidak mau menunggu beberapa hari sampai naik kembali atau ekstremnya malah cut loss. Bahkan bisa jadi cutlossnya di bottom area. Kejadian ini adalah salah satu penyakit psikologi trading.

Sadarkah anda BAHWA anda lebih sering menunggu terlalu lama untuk MENJUAL daripada MENUNGGU terlalu lama untuk membeli?

Dengan kata lain... anda lebih sering cepat memutuskan buy daripada cepat memutuskan sell. Bahkan banyak trader yang masih belum menyadari hal ini . Cobalah suatu ketika, anda lakukan kebalikannya. Menunggu sabar timing buy terbaik dengan sabar. Kalau masih lebih sering salah juga , maka jelas ada yang salah dalam knowledge anda. Nah kalau masalahnya pada knowledge, maka bukanlah hal yang sulit, karena untuk menambah knowledge, di Indonesia banyak mentor-mentor dan analis yang jago-jago, tinggal ikut kursus dan belajar saja. Namun APABILA anda menguasai semua knowledge tapi psikologi tradingnya SALAH, saya PASTIKAN 1 HAL, anda hanya menunggu waktu untuk menjadi miskin di market. Dan ini tidak main-main. Boleh anda tidak percaya pada tulisan ini, tapi coba buka dan lihat history trading anda, dari Jan 2010- Des 2010, atau bagi yang baru trading, tanyakan pada diri sendiri dengan jujur, sejak pertama trading hingga sekarang kalau dijual semua saham + cash apakah cuan atau loss? History trading anda adalah RESULT yang jujur dari apa yang saya tulis saat ini.

Usahakan untuk belajar mengamati perilaku tiap indikator terhadap tiap karakter saham. Tujuannya adalah untuk dapat menentukan BEST BUY TIMING. Bagi pemula jelas yang paling mudah adalah best buy timing di uptrend stock ( itu basic sekali ). Bagi pro trader, biasanya ia akan mencari dan menghitung timing terbaik pada pertengahan sesi perdagangan. Nah kadang dalam menentukan timing terbaik pun masih berpotensi terjadi kesalahan, untuk itulah pentingnya peran money management. Sangat penting untuk menjaga ketersediaan peluru/cash untuk membeli saham. Karena apabila peluru habis sama seperti kita berperang tanpa senjata. Masalahnya kembali lagi ke psikologi, sering kita merasa yakin bahwa suatu saham akan bergerak naik dan membeli saham tersebut dengan seluruh kekuatan sekali pukul, dan seperti biasanya, faktanya adalah kita sering salah. Jika kita tahu bahwa kita lebih sering salah, mengapa kita tidak balik pola tradingnya?

Money Management berperan penting dalam mengeliminir / mengurangi resiko yang timbul pada portofolio anda. Selalu siapkan dana 30% dari portofolio anda dalam keadaan cash. Dan gunakan saat terjadi kejadian dimana harga sudah oversold. Bila anda melakukan pembelian dengan menggunakan 30% uang cadangan ini maka anda harus menjual saham lain agar ketersediaan cash tetap terjaga. Karena kalau cadangan cash habis, biasanya orang hanya tinggal berharap harga naik, atau biasanya mengatakan akan menjadi investor. Kegagalan dominan seorang trader selain akibat psikologi trading juga oleh money management yang salah. Psikologi trading dan money management saling terkait satu sama lain, karena selalu ada aspek fear and greed didalamnya. Fear karena sudah tidak ada cash untuk membeli saham yang jatuh murah sementara saham lain nyangkut, dan greed ketika pegang cash banyak dan YAKIN kalau buy dengan semua cash akan menghasilkan keuntungan yang besar. Padahal YAKINnya kita lebih sering salahnya daripada benarnya wkwwkwkwk.

Menguasai knowledge BUKAN JAMINAN keberhasilan di market. TA / FA hanya merupakan alat bantu saja. Timeframe juga penting untuk menentukan pendekatan knowledge mana yang akan anda gunakan. Kalau anda menggunakan Fundamental Analysis untuk trading harian / swing jelas salah kaprah. Sebaliknya trading dengan TA paling hebat sekalipun kalau beli sahamnya saham yang tidak mempunyai fundamental bagus juga percuma, karena chart TA lebih mudah digambar oleh bandar saham gorengan.

Saya sudah melalui jalan yang berliku ( walau masih merasa kurang ) dalam mempelajari Technical Analysis, dan dalam pengalaman saya, jangan pernah percaya / fanatik terhadap satu pendekatan ilmu. Akurasi TA jauh lebih baik pada market yang sudah mature seperti Dow, Eropa atau China. Pada market seperti BEI dimana kapitalisasinya termasuk kecil bila dibandingkan negara maju, apalagi marketnya mudah di bandarin, maka percaya TA 100% adalah berbahaya. Untuk itulah kemampuan membaca market disertai pendekatan TA pada saham yang pelakunya banyak jelas akan lebih baik hasilnya dibandingkan trading saham gorengan yang dikuasai oleh beberapa pihak saja lalu memanipulasi harga. Pengalaman saya juga membuktikan bahwa chart terbentuk oleh apa yang dilakukan/dipikirkan big fund BUKAN sebaliknya yaitu money flow terbentuk oleh chart. Saya ambil contoh seperti ini: Bila harga saham breakout resistance dengan volume ( asumsi dilakukan big fund ), dan anda ikutan buy, nah jika big fund ternyata melakukan hal tersebut dengan tujuan agar menimbulkan crowd optimism, lalu tiba-tiba jualan, jelas maka chart akan menjadi false break. Ini hanya contoh saja, bahwa yang menentukan adalah big fund bukan chart nya.

Tools charting software juga penting sebagai alat bantu anda. Cobalah untuk belajar menggunakan charting software tertentu. Karena apabila kita belajar mengoprek indikator tertentu dan rajin serta persisten melakukan penelitian mendalam dan melakukan uji coba terhadap saham, niscaya anda akan mendapatkan kejutan-kejutan indikator yang baik dan handal. Jangan pernah puas terhadap result yang dicapai apabila indikator anda belum mampu memberikan buy position yang baik. Usahakan anda menggunakan indikator yang tetap dalam menganalisa saham yang berbeda. Karena apabila anda menganalisa saham A dengan stochastic, saham B dengan MA, saham C dengan MACD, saham D dengan Wiliam % R, artinya anda belum confident terhadap alat bantu anda. Jangan pernah menggunakan indikator standar, karena jutaan orang yang mengunakannya, dan bandar tahu bagaimana crowd/trader akan mengantisipasi gerakannya. Pengalaman saya juga membuktikan bahwa trading sytem yang telah kita ciptakan dan hebat sekalipun TETAP membutuhkan verifikasi dan judgement MANUAL. Tidak ada yang lebih hebat daripada karunia Tuhan berupa mata,otak,pikiran, dan akal budi untuk mengambil keputusan. Itu sebabnya banyak trading system yang bagus saat di back test namun GAGAL di real trading.

Membuat/menciptakan trading system seperti merangkai puzzle , dan bila berhasil maka ada satu kepuasan serta menjadi tidak ternilai harganya ( tentunya kalau resultnya bagus wkwkwk). Dan juga hal tersebut butuh kerja keras, nah jadi kalau anda hanya mau menjadi trader yang biasa saja gunakanlah trend indikator, karena akan lebih aman , tapi jika ingin menjadi trading for living, maka a lot things to do. Jika anda mau menjadi jagoan di market, maka kerja keras jawabannya. Jika hanya mau jadi biasa-biasa saja, ya sudah trading follow the trend saja, toh tidak menguras banyak waktu dan tenaga.

Sebelum trading, kita semua harus mempunyai trading plan. Yang paling penting dari trading plan adalah menghitung batas resiko yang bisa kita terima.Kalkulasi terlebih dahulu resikonya, baru kalkulasi buy area dan target profit. Jangan dibalik. Selalu analisa terlebih dahulu: Jika harga turun , maka ke level berapa harga akan turun? Saya percaya anda semua pada umumnya lebih dulu mengkalkulasi target profit dulu dan buy area dulu wkwwkwkwk.

Usahakan dalam  trading pelajari pergerakan market di monitor dan sesuaikan korelasinya dengan Technical Analysis, hal tersebut juga merupakan salah satu syarat untuk dapat memahami indikator dengan baik. Karena bila hanya melihat indikator end of day, sulit untuk dapat belajar apa yang terjadi di market khususnya pergerakan harga, fenomena bid offer, taktik big fund, bandarmologi dsb.

Tujuan belajar membaca apa yang terjadi di market adalah agar dapat melatih diri kita untuk dapat bergerak sesuai arah market, bukan melawannya. karena sekali lagi fakta membuktikan bahwa market lebih sering bergerak melawan keyakinan kita daripada searah dengan keyakinan kita. Untuk itu maka bila anda telah memahami hal yang saya jelaskan diatas ...maka anda siap menjadi The Contrarian Trader at the right time.

Semoga bermanfaat.

No comments: