Pada 2011 potensi volatilitas IHSG akan sangat fluktuatif. Hal ini kembali didorong oleh faktor eksternal dimana ekonomi dunia dipengaruhi oleh 2 kekuatan utama yaitu US dan China. Amerika akan menerapkan kebijakan moneter ekspansif yaitu suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Mengapa Amerika melakukan hal ini? karena selama ini perilaku masyarakat Amerika sangat konsumtif. Impor dari China lebih besar dari ekspornya, sehingga dalam hal ini Amerika mengalami defisit.Dalam peribahasa dikenal lebih besar pasak dari tiang.
Nah dalam situasi dimana US sedang berjuang dengan recovery ekonominya, jelas defisit yang terus menerus merupakan suatu ancaman nyata. Oleh sebab itu berulang kali US mendesak China agar menguatkan mata uang yuan nya, namun hal tersebut tidak di gubris oleh China bahkan dalam KTT G-20 sekalipun. Satu-satunya cara bagi US agar tidak terus menerus defisit , maka ia harus menjalankan kebijakan moneter ekspansif salah satunya adalah membeli kembali obligasi-obligasi yang ada di luar US. Secara otomatis akan banyak USD di pasar dan jelas akan melemahkan mata uang USD. Jika USD melemah, maka mata uang lain akan menguat, apabila mata uang lain menguat, jelas ekspor US akan meningkat, karena harga produk US menjadi murah. Nah aliran dana dari US inilah yang akan masuk ke emerging market, dimana Indonesia salah satunya.
Nah pertanyaanya , sejauh mana kesiapan pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi derasnya aliran dana asing yang akan masuk ( khususnya di seltor riil)? Seperti kolam yang tidak cukup menampung air adalah suatu hal yang berbahaya. Pemerintah pada 2011 akan mengalami dilema yaitu berjuang melawan inflasi disisi lain mengantisipasi derasnya arus dana asing. Yang berbahaya adalah apabila hal ini tidak diantisipasi, maka uang yang masuk akan dengan mudah keluar kembali, itulah sebabnya volatilitas pasar modal 2011 akan lebih fluktuatif.
Hal diatas adalah sisi positif dimana Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi asing. Resiko terbesarnya adalah apabila market Europe dan US sepenuhnya pulih, maka dana asing yang telah profit akan segera dikembalikan ke negara mereka dimana mereka menilai valuasinya masih murah. Jelas hal ini berbahaya dan IHSG bisa terkoreksi 2-6 bulan. Saya pribadi tidak melihat adanya target yang bombastis di 2011. IHSG peluangnya secara konservatif saya perkirakan maksimal akan berada di level 4500. Kalau ada yang menargetkan ke 4700-5000, saya pikir terlalu optimistis ( kalau benar ya ikut happy ).
Yang jelas, sektor komoditi dan tambang dapat dijadikan pilihan utama di tahun 2011. Sektor banking upsidenya sudah tidak terlalu banyak lagi, alasannya adalah selama ini banking menikmati pertumbuhan laba dari spread bunga kredit dan bunga simpanan yang besar. Nah pada bulan maret nanti, setiap bank WAJIB mengumumkan suku bunga kreditnya kepada nasabah. Ini adalah salah satu kebijakan pemerintah agar bank mau menurunkan suku bunga kreditnya yang pada akhirnya dapat menggerakan sektor riil. Nah apabila spread berkurang, maka kenaikan laba banking mungkin tidak sebaik laba banking pada 2010.
Di Asia, China sebagai raksasa ekonomi telah menaikan tingkat suku bunganyapada Desember 2010. Hal ini tentu akan berakibat adanya kontraksi ekonomi, namun dalam jangka panjanghal ini amatlah sangat baik. Karena apabila China tidak segera mengambilkebijakan tersebut dapat berdampak pada bubble ekonomi. Di Indonesia bubble juga dapat terjadi, khususnya apabila IHSG pada 2011 mampu melewati level 4500, mungkin tidak dalam waktu dekat, namun ancaman nyata bubble bisa terlihat pada 2012-2014, sejalan dengan semakin panasnya politik menjelang pemilu 2014.
Akan lebih bijak bagi kita apabila mampu memperkirakan sektor-sektor apa yang akan naik di 2011 dan sektor apa yang akan berkurang lajunya di pasar modal. Semoga tahun 2011 dapat membawa berkah yang baik bagi investor di market, dan tentunya terus belajar mengantisipasi pergerakan harga baik secara Fundamental dan Tehnikal, serta mampu mempelajari pergerakan bandar/big fund yang jelas-jelas menguasai market. 70 % pasar modal indonesia dikuasai oleh asing, untuk itu bisakah kita membayangkan apabila 10%-20% saja asing keluar dari market, maka IHSG sudah pasti akan menjadi rempeyek wkwkwkwkwkwk.
Secara Tehnikal Analisis, apabila kita melihat monthly chart pada indeks Dow dan eropa, maka terlihat bahwa keduanya sedang dalam start of bull rally trend. Sedangkan IHSG telah berada di all time high. Pertanyaanya adalah: manakah valuasi yangmasih dianggap murah oleh big fund disanalah uang akan mengalir. Itulah sebabnya, walau saya optimisme 2011 sangatbagus, akan tetapi tetap waspada terhadap volatilitas pergerakan IHSG.
Semoga ulasan ini bermanfaat....dan Selamat Tahun Baru 2011.
No comments:
Post a Comment