Hari ini saya membaca di salah satu media cetak tentang " Filosofi Monyet " yang berlaku di market. Berikut saya kutip filosofi tersebut:
" Alkisah, datanglah seorang saudagar ke sebuah desa. ia mengumumkan akan membeli monyet seharga 10 ringgit per ekor. Warga desa kontan berbondong-bondong pergi ke hutan. mereka menangkapi monyet dan menjualnya. Lambat laun, jumlah monyet berkurang, sampai akhirnya warga desa kesulitan berburu monyet.
Saudagar itu kemudian memberi maklumat bahwa ia akan membeli monyet seharga 20 ringgit per ekor. Warga desa kembali masuk hutan. Setelah monyet kian langka, warga berhenti berburu. Saudagar lalu menaikan harga monyet menjadi 25 ringgit per ekor. Warga kembali masuk hutan. Monyet sudah amat langka.
Saudagar itu selanjutnya mengumumkan akan membeli monyet 50 ringgit per ekor. Tapi karena harus ke kota, ia menunjuk seorang wakil. Setelah saudagar pergi, wakilnya berkata," Wahai warga desa, saya akan menjual monyet-monyet di kandang kepada kalian seharga 35 ringgit per ekor. Saat bos saya kembali, kalian bisa menjual kepadanya 50 ringgit per ekor."
Warga desa pun antre untuk membeli monyet. Setelah seluruh monyet terjual, wakil saudagar raib. Begitu pula sang saudagar !"................( dikutip dari harian investor daily ).
Nah pernah kah anda mendengar rumours bahwa harga suatu saham ( biasanya saham gorengan ) akan dikerek ke harga tertentu? atau pernahkah anda mendengar bahwa ada orang yang mengaku dekat dengan bandar? Bila ya berhati-hatilah, karena kemungkinan besar anda dekat sekali dengan wakil saudagar dalam filosofi diatas. wkwkwkwkwwkw.
Sebagai saudagar dalam cerita diatas ( bandar), ia tidak akan pernah memberitahukan maksud dan tujuan yang sebenarnya kepada warga desa. Biasanya yang melakukan tehnik filosofi monyet dapat ditemui pada saham-saham gorengan. Pada saham yang berkapitalisasi besar dan likuid, bisa saja masih ada kemungkinan tersebut, namun biasanya pada bluechip, sang saudagar melakukannya dengan timeframe lebih panjang. Untuk itu berhati-hatilah dan lakukan analisa dengan seksama,dan keep learning. Jangan pernah percaya pada rumours, trust yourself.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment