Banyak hal-hal yang sering terjadi pada traders ketika dalam trading, dan hal-hal tersebut seringkali menjadikan seorang traders menjadi frustrasi, diantaranya sbb:
- Buy ketika harga sudah naik tinggi dan tidak berani beli ketika harga masih murah atau 'akan' naik. Biasanya jika keberanian seseorang sudah timbul dan buy, biasanya itulah puncaknya, oleh sebab itu lah sering nyangkut.
- Tidak berani sell ketika dalam posisi loss kecil, dan biasanya ketika sudah loss besar baru berani mengambil keputusan cutloss.
- Ketika dalam posisi profit, sering bingung dibayangi: apakah harga masih bisa naik tidak? atau mau turun lagi? akhirnya biasanya berpikir : sudahlah cuan dikit tidak apa-apa yang penting untung, dan biasanya setelah sell harga terbang tinggi lagi dan kalau di hold malah turun lagi.
- Saat setelah melakukan buy dan harga baru turun 2-4 poin, terasa seperti segalanya akan menjadi buruk, lalu nervous dan berpikir apakah sell atau hold.
- Mempunyai mentalitas ingin cuan cepat, kalau bisa setelah buy langsung naik, hal ini wajar dan manusiawi, namun harus dipahami bahwa kita tidak dapat selalu konsisten untuk dapat terjadi peluang-peluang tersebut.
- Ketika buy saham dan waktu berjalan 4 hari dengan posisi untung 2 poin terasa hari sudah setahun dan berpikir apa baiknya sell ya? dan pindah saham lain yang cepat. Dan ketika anda pindah saham lain, saham yang pertama kemudian lari terbendung.
- Setiap trader pada umumnya akan membandingkan chart pola candle saat sekarang dan mulai mencari pola yang mirip-mirip di waktu lalu, bila misalnya dalam 6 bulan lalu ada pola yang sama, biasanya itu akan dijadikan pembenaran untuk mengambil keputusan, dan lagi-lagi biasanya sering salah.
- Seperti didalam dunia persilatan, berkelana dari situs-situs, jejaring sosial dsb mencari pendekar-pendekar sakti di saham. Dengan tujuan untuk mendapatkan holy grail yang sebetulnya holy grail itu tidak ada.
- Berpikir dan tertanam di benak bahwa mendapatkan uang dari market adalah hal mudah dan cara cepat menjadi kaya raya, padahal itu adalah salah besar.
- Mempunyai pola pikir bahwa di market dapat menghasilkan profit yang konsisten setiap bulan, lagi-lagi lebih sering loss konsisten daripada cuannya.
- Tidak pernah membuat pembukuan trading / jurnal kapan buy saham , kapan sell saham , berapa lot nya, berapa loss dan profitnya, berapa kali setor uang lagi, berapa kali tarik dana dsb, yang diingat kalau cuan senang, kalau cutloss sedih, dan nanti ketika trade berikut cuan, lupa loss yang lalu-lalu, padahal porto mungkin jalan di tempat atau masih minus. Adalah penting memperhatikan laju pertumbuhan portofolio secara keseluruhan. Dari situlah akan disadari betapa sulitnya memaintain suatu portofolio.
- lack of confidence, bertanya pada A saham apa yang baik, lalu di crosscheck ke B, jika salah satu bilang jangan buy, tidak buy, jika keduanya bilang boleh, maka akan tumbuh percaya diri dan buy, demikian pada saat jualnya.
Dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, akan tetapi dari semua itu masalah utamanya HANYA SATU YAITU : TIDAK TAHU KAPAN THE BEST TIMING TO BUY sebuah saham.
Bahkan karena banyak yang tidak tahu cara buy di harga murah, maka di buatlah metode buy breakout resistant ( breakpeakers), padahal breakout resistant pun lebih banyak salahnya. Biasanya penganut paham breakpeakers akan menggunakan data masa lalu dan menunjukan bahwa di masa lalu harga jika breakout akan naik. Memang betul apa yang dikatakan dan diajarkan, bahakan saya mengatakan hal tersebut 100% betul, sayangnya yang diceritakan dan ditunjukan yang sudah terjadi, padahal maslah utama setiap traders adalah bagaimana memperkirakan pergerakan harga di masa mendatang, dan membeli di timing tepat.
Ingat saya ulangi sekali lagi: masalah utama setiap orang hanya masalah TIMING. itulah bagian tersulit. Jika Timing bisa anda taklukan, maka uang di tangan anda. Persoalan timing ini tidak sederhana, karena saat akan mengambil keputusan dipengaruhi oleh kompleksitas faktor atau saya lebih senang menyebutnya merangkai puzzle. Kejelian, kecermatan, ketelitian, mampu melihat anomali harga, siapa yang terlibat, bagaimana sentimen global, roadmap medium term, footprint money flow, memahami karakteristik players yang terlibat dalam suatu saham, memahami gerak indikator TA terhadap profile buyer saham-saham tertentu, tahu bagaimana mencari 2-3 indikator lainnya untuk menambal kelemahan indikator lainnya yang terkorelasi dengan market behaviour, memahami dan mengingat pola-pola waktu/jam - jam dimana market dibiarkan dan dikendalikan dsb nya. Untuk itu berdasarkan pengalaman saya , seseorang harus mampu untuk merekam kejadian, atau mempunyai memory yang kuat atas kejadian beberapa hari lalu bahkan beberapa minggu lalu. Sering orangmengabaikan hal-hal sederhana dan kecil yang justru mengikuti clue sederhana tersebut hampir dipastikan selamat.
Itu semua butuh waktu dan proses tahunan, menguji hipotesa secara real, jika berhasil, maka kesalahan dalam membaca market bisa diperkecil. ITU SEBABNYA pada hari minggu lalu IHSG preview saya dapat mengira-ngira bahwa pada senin selasa ( 1-2 hari ) pekan ini IHSG MERAH. Jauh lebih penting memahami behaviour market daripada fokus mencari indikator TA yang sakti. Ilmu semacam ini tidak dapat di wariskan/ diajarkan, walau teorinya diajarkan tetap akan terjadi melenceng, kecuali jika orang yang mau belajar tersebut selalu berada di sisi trader berpengalaman tersebut minimal selama 2 tahun berturut-turut, tanpa itu sangat sulit sekali untuk memahami jalan pikiran seseorang.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment