Friday, February 25, 2011

Make sure you have a jester because people in high places are seldom told the truth

Sebelum saya memulai sharing tentang hal yang berkaitan dengan judul diatas, maka saya kutip dulu isi salah satu Headline di harian Investor Daily hari ini Jumat 25 Februari 2011 yang berjudul: 2011,Kinerja Emiten Dongkrak IHSG di atas 17%.

" Jakarta-- Lonjakan harga minyak mentah dan harga komoditas hanya menekan harga saham dalam jangka pendek. Setelah dua-tiga bulan ke depan, IHSG akan kembali terangkat. Tahun ini IHSG diperkirakan naik sekitar 17-30%. Kinerja emiten terus membaik menjadi faktor pendongkrak naiknya harga saham meski api inflasi mengancam perekonomian.

Analis A memprediksikan  IHSG akan naik 18% tahun ini, dan analis B memperkirakan indeks bisa melonjak 30%,bahkan bisa menembus 4500......Dalam dua tahun terakhir, IHSG naik fantastis. Setelah naik 87 % di 2009, IHSG melesat naik  46% di 2010.Meski mengalami lonjakan tajam, kenaikan IHSG jauh dari bubble.Karena selama 2 tahun itu laba emiten naik sekitar 39%.kenaikan IHSG yang disebabkan oleh valuasi saham tidak lebih dari 7%. Perkembangan ini menunjukan bahwa IHSG lebih banyak ditopang oleh kinerja fundamental emiten, bukan karena valusai saham.

Kalaupun harga minyak mentah terdongkrak hingga 150-200 USD/barrel,emiten Indonesia tetap menarik. Kinerja emiten sektor migas,tambang , agri, dan pangan justru ikut meningkat. .....Lonjakan  inflasi tahun ini tidak terlalu mebahayakan karena tidak diikuti pelemahan rupiah,menunjukan aliran dana jangka pendek masih terus mengalir ke Indonesia.

Analis C tidak yakin harga minyak akan terus meningkat diatas 100 atau diatas 150 USD per barrel. Alasannya produksi negara non OPEC dan Rusia cukup besar. Negara OPEC pun tidak tahan dengan harga minyak tinggi. Mereka akan memompakan minyak lebih banyak, sehinga dalam satu dua bulan,harga minyak akan mencapai ekuilibrium,bahkan jatuh dibawah harga U$ 40."......( Investor Daily 25 Feb 2011 ).

Berikut adalah pernyataan Presiden RI Bp. SBY dikutip oleh Antara :

" (Antara)Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden: Masyarakat Indonesia khususnya pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia tidak perlu kuatir tentang isu politik di timur tengah karena tidak akan berdampak terlalu besar kepada Indonesia. Tim ahli negara telah menganalisa bahwa kenaikan harga minyak hanya sementara dan bukan seperti krisis global 2008. Pertumbuhan ekonomi sangat baik dan inflasi dapat di kendalikan. Untuk itu, kami optimis Rupiah akan tetap stabil dan IHSG akan mampu mencapai level 4,000 di akhir tahun ini."

==========================================================

Ada yang menarik dari kutipan-kutipan diatas, dan saya melihat dari sudut pandang yang berbeda terhadap analisa diatas yaitu :

  1.  Oil merupakan indikator utama  perekonomian global. Ekonomi global yang berputar tumbuh jelas membutuhkan oil. transportasi, pertambangan, segala macam kegiatan bahkan urusan dapur membutuhkan oil. Ketika  harga oil jatuh karena demand yang sedikit artinya ekonomi lambat .Di sisi lain, harga minyak yang terlalu tinggi akan menyebabkan inflasi karena semua biaya meningkat menjadi mahal.Ongkos produksi meningkat, yang berakibat pada mahal nya harga jual produk. Sampai  di satu titik dengan sendirinya karena dimana daya beli manusia tidak mampu lagi mencapai suatu harga produk, disitulah akan terjadi  over supply sehingga berakibat turunnya harga.
  2. Dalam konteks saat ini pendapat seorang analis yang menyatakan harga minyak 150-200 emiten Indonesia masih menarik jelas ngawur. Bisakah dibayangkan saat ini saja dalam kehidupan nyata sehari-hari dengan oil berkisar 85-100 usd, masyarakat di pasar, karyawan, pengusaha, dan semua orang mengeluh tingginya kenaikan harga-harga. Dengan demikian apabila harga minyak berada di rentang 150-200, jelas berbahaya sekali. untuk saat ini atau setidaknya dalam tahun 2011.Pernahkah si anlis terbayang kalau demand masyarakat atas produk jadi menurun, maka otomatis penjualan setiap emiten menurun, yang berakibat pada menurunnya kinerja perusahaan. Pada perusahaan tambang pun demikian, dimana  harga minyak tinggi, ongkos produksi jelas tinggi. Belum lagi subsidi BBM pemerintah jelas meningkat. Nah pertanyaanya: Dimana logika analis yang bilang 150-200 harga minyak masih  wajar? ataukah hanya mencoba menenangkan pasar? Tentang aliran dana yang deras masuk ke Indonesia dan menguatnya rupiah, saya berpikir apakah analis tersebut mempunyai data resmi dari BI tentang berapa jumlah dana asing yang masuk? Perlu diingat, dana asing yang deras masuk, apabila pemerintah / BI tidak mengambil langkah-langkah yang memadai, maka hampir dipastikan IHSG akan crash di tahun 2012-2013. Alasan kuat dari hal ini adalah: Jika sewaktu-sewaktu dana asing tersebut keluar dengan cepat, maka  IHSG akan terkoreksi berkisar 20-50% dalam  setahun. tidak percaya? contoh sangat jelas, Asing keluar 5,8 Triliun dalam Januari 2011 saja IHSG rontok 12,5% dalam sebulan. 
  3. Apa alasan IHSG bisa menembus 4500? Saya pikir hanya Asing yang tahu dan bisa memperkirakan apakah IHSG mampu atau tidak ke 4500. Kok mereka tidak pernah mau duduk bersama memberikan seminar tentang target IHSG? padahal jelas-jelas mereka lah pengendali di market BEI. Kalau boleh saya analogikan : Bagaimana kita bisa tahu orang lain akan membeli rumah padahal yang punya uang bukan kita ? wkwkwkw. 
  4. OPEC justru sebetulnya suka dengan kenaikan harga minyak dan selalu berdalih biar pasar yang menentukan, karena makin tinggi harga jelas makin untung. Dan tidak mungkin OPEC mau memompakan minyak dalam 1-2 bulan hingga bahkan jatuh ke 40 wkwkwk. Ongkos produksi minyak itu berkisar 25-40 USD. Masak mau jual diharga modal? Saat ini ekuilibrium harga minyak ada di kisaran 85-100 usd/barrel. Ekuilibrium ini akan secara gradual meningkat walau dalam beberapa saat ada lonjakan-lonjakan kagetan ( volatilitas). Saya sepakat dengan pengamat perminyakan Kurtubi, ia memperkirakan harga oil akan terus meningkat dan berada di kisaran 120 /barrel di 2011. Kalau ada yang bilang ke 40, maka mungkin saat itu pasar modal sudah jadi rempeyek juga. Oil terlalu tinggi dan terlalu rendah tidak bagus. Yang baik adalah stabil dalam kisaran tertentu dalam jangka waktu tertentu. Karena semakin stabil harga minyak,  semua negara semakin mudah menyusun Anggaran belanja negaranya, semakin volatile harga minyak, maka akan semakin berimplikasi pada ekonomi suatu negara.
  5. Presiden sepertinya sangat khawatir kalau pasar modal akan rontok sehingga mencoba menenangkan pasar.Justru geopolitik Timteng dan Afrika berpotensi akan terus bergejolak, itu sebabnya Kurtubi yakin harga minyak akan berkisar di 120, beliau pengamat dan ahli perminyakan, dan tentu tahu persis data produksi rata-rata tiap negara , sehingga  ia bisa memperhitungkan kisaran angka oil dan bukan sekedar tebak-tebakan. Nah sekarang kita berpikir logika sederhana , apabila harga oil berkisar 90-120, apa mungkin inflasi akan dibawah 7% di 2011? padahal di 2010, oil berkisar 60-90?  Orang yang khawatir, biasanya akan segera mencoba menenangkan situasi, karena sebetulnya ia sudah tahu suatu ancaman nyata di depan mata. Belum lagi ancaman tambahan berupa  cost push inflation yang sebentar lagi akan terjadi sebagai akibat terhambatnya distribusi barang dari Pulau Jawa ke Sumatra dimana antrian truk mencapai 12 km. Apa iya inflasi terkendali?Jadi inilah yang saya maksudkan dengan judul diatas  bahwa: kita membutuhkan seorang pelawak karena biasanya orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi jarang mengatakan suatu kebenaran.

Semoga bermanfaat and happy weekend

No comments: