Selamat Tahun Baru 2012 bagi para pembaca semua, semoga apa yang telah kita lewati bersama di tahun 2011 dapat menjadikan kita untuk lebih baik di masa mendatang, dan semoga pula tahun 2012 dapat menjadi berkat bagi kita semua.
Hari yang saya nantikan  yaitu kemarin 30 Desember 2011, dimana merupakan hari terakhir untuk melakukan evaluasi  Stock Market Indonesia. Berdasarkan data 2011, IHSG hanya tumbuh sekitar 3% saja sepanjang tahun ini. Dan memang tahun 2011 merupakan tahun yang berat bagi para trader.
Bagaimana perjalanan IHSG kedepan di 2012 ? Setelah mempelajari secara menyeluruh segala aspek baik secara fundamental dan technical, dengan berat hati saya harus mengatakan bahwa TAHUN 2012 AKAN MENJADI TAHUN YANG BERAT bagi pelaku pasar saham Indonesia. Analisa mendetail akan saya jelaskan pada gathering Sabtu 14 jan 2012 jam 13.00-18.00( pendaftaran sudah ditutup karena kapasitas ruangan sudah penuh ).
Intinya saya MEMPERKIRAKAN IHSG DAPAT MENUJU ATAU MENYENTUH LEVEL 2500 BAHKAN dengan perkiraan BOTTOM di area 2000. PALING sedikit setidaknya IHSG akan mengalami penurunan sekitar 30 % - 40 % pada tahun depan.
Satu hal yang pasti adalah IHSG sangat sangat sulit melewati level diatas 4200-4300. Alasan utamanya tidak lain dan tidak bukan karena kondisi eropa diperkirakan akan semakin memburuk. Suatu situasi dimana krisis ekonomi mengancam,  tidak serta merta dampak dan efeknya dirasakan dalam  waktu singkat, akan tetapi akan ada periode warming up, dan periode warming up tersebut telah terlihat pada 2011, dan the real nightmare kemungkinan akan terjadi di tahun 2012.
Big Fund asing telah melakukan capital outflow sejak Agustus 2011. Dan hal ini sangat berpotensi besar mengancam penurunan IHSG di  tahun depan. Mengapa saya dengan yakin mengatakan hal ini ? karena saat ini banyak negara-negara maju yang mana ratio Debt to GDP nya rata-rata diatas 100% bahkan 200%. Bila terjadi suatu kekacauan di eropa dan terjadi efek domino, jelas ini akan menjadi suatu pukulan. Debt to GDP adalah suatu rasio indikator kesehatan ekonomi suatu negara dimana  hal tersebut adalah rasio persentase antara Hutang negara di bagi dengan GDP nya. Semakin besar semakin rentan dan berbahaya apalagi bila terjadi krisis.
Indonesia , berdasarkan statement dari Menkeu Agus Martowardoyo, Debt to GDP nya termasuk rendah. Secara fundamental  memang baik, namun yang saya khawatirkan adalah dampak psikologis pelaku pasar di stock market. Karena  jika berbicara dampak psikologis, sangat sulit diprediksi sejauh mana kegilaan pasar.
Paparan jelas secara Technical akan digambarkan nanti pada acara gathering, namun ada satu hal yang menarik yang akan menjadi  topik utama dalam acara tersebut yaitu bagaimana menjadikan LOSS menjadi suatu PROFIT meski market bergerak dalam segala kondisi.
Bagi peserta yang mau mengikuti acara gathering tersebut namun namanya TIDAK/BELUM terdaftar, dapat hadir  di acara dengan membayar cover charge Rp. 500.000 rupiah. 
Selamat tahun baru 2012, dan semoga bermanfaat.
 
 
No comments:
Post a Comment