Mengapa dalam trading seringkali ada trader yang mengalami sering cutloss sementara orang lain mudah mendapatkan profit? Jawabannya sangat sederhana yaitu yang satu mengambil posisi berdasarkan Emotion View ( fear & greed ), dan yang satunya mengambil keputusan berdasarkan realita.
Kita tahu bahwa Ilmu Technical Analysis Dasar mengajarkan bahwa mengambil keputusan berdasarkan 3 hal utama yaitu :
1. TREND
Jangan pernah melawan trend. Pilihlah saham yang sedang uptrend, maka probabilitas anda untuk profit lebih besar. Bahkan ketika anda melakukan kesalahan sekalipun misalnya membeli pada harga yang tinggi, biasanya selama saham tersebut uptrend, maka hanya masalah waktu untuk merealisasikan profit.
2. MOMENTUM
Gunakan momentum/oscillator indikator untuk menentukan timing terbaik untuk masuk mengambil posisi.
3. VOLUME
Analisa volume yang memadai. Perhatikan divergence/convergence, kapan suatu breakout yang di dukung volume, mana yang berpotensi false breakout? Berapa volume rata-rata yang dibutuhkan untuk menopang price agar naik? berapa ratio Efective Volume ( Big fund ) dengan volume nya? dsb.
Nah jelas bahwa Technical Analysis dasar setidaknya mensyaratkan 3 hal tersebut untuk menentukan kapan keputusan kita untuk BUY. 3 hal diatas mutlak untuk dijadikan pengetahuan dasar bagi pemula yang baru belajar trading saham, forex, index, futures dsb.
IRONISnya, beberapa minggu terakhir di beberapa media, radio, situs jejaring sosial saya mendengar dan melihat bahwa banyak analis/mentor berpengalaman seringkali memberikan rekomendasi untuk BUY saham tertentu seperti : ASII INDF TLKM ( contoh saja). Dan dengan senyum kecil saya biasanya tahu bahwa si rekomendator melakukan kesalahan yang paling besar yaitu TRADING AGAINST TREND.
Trading Against Trend jelas malapetaka besar. Hal ini juga terjadi pada diri saya di masa lalu. Emotion view lebih menguasai diri kita dibandingkan Reality View. Jangan pernah berharap anda bisa mendapatkan probabilitas profit disaat trading against trend.
Pertanyaannya sekarang adalah: Apakah mungkin melakukan trading dengan against trend ? jawabannya BISA, namun untuk hal itu anda membutuhkan pengalaman, psikologi, kedisiplinan,money management, dan TOOLS FA / TA yang advance. Kalau tools TA anda hanya mengandalkan stochastic, OBV, MFI, AD dll, saya percaya bisa akan tetapi probabilitas akurasinya kurang baik atau kalaupun harus menunggu konfirmasi pasti agak terlambat. Mengapa demikian? karena yang menggunakan tools tersebut ribuan bahkan jutaan orang, sehingga bandar pun tahu bagaimana cara membuat false signal. Trading tidaklah semata-mata FA/ TA, economy knowledge, namun banyak hal yang harus dipelajari termasuk pergerakan harga, bagaimana mendeteksi tipuan-tipuan volume yang dilakukan big fund, siapa yang berganti-ganti sekuritas, kode-kode tertentu di running trade agar harga naik , harga turun dan masih banyak lagi. Oleh karena itu , adalah penting bagi kita sebagai newbie untuk tidak melakukan TRADING AGAINST TREND. Sebaliknya ketika kita trading follow the trend, kesalahan apapun akan menjadi benar, contoh: di bulan september oktober 2010, apapun cerita tehnik yang anda gunakan pasti cuan, karena memang uptrend.
Mengapa seringkali orang melihat adanya peluang disaat harga turun? jawabannya karena adanya emotion view yang saya sebutkan diatas. Emosi kita cenderung menebak-nebak bahwa harga sudah murah, dan boleh beli. Pendapat tersebut benar jika anda melakukannya di kondisi uptrend. akan tetapi dalam kondisi downtrend, sangat-sangatlah berbahaya. Itu sebabnya, bila anda melakukan trading aginst trend, TIDAK BOLEH dan jangan sekali- sekali trading dalam periode yang panjang misalnya hold berhari-hari meskipun sudah kena stoploss.
Untuk bisa bersikap sesuai realitas juga tidak mudah, mengapa? berdasarkan pengalaman pribadi saya, biasanya view kita akan terdistorsi karena 3 hal yaitu :
1. Trading Habit
2. Greed
3. Money Management.
Seseorang yang setiap hari melakukan trading buy sell buy sell, cenderung akan selalu melihat suatu bahaya sebagai peluang. Dan contohnya sudah terbukti dari banyaknya rekomendasi buy TLKM ASII INDF . Betul dan saya sependapat bahwa setelah buy kalau market melawan posisi ya cut loss saja ( begitu sarannya), akan tetapi jika kita tahu suatu trend sedang downtrend dan probabilitas harga cenderung akan turun dalam periode tertentu, mengapa kita memilih option cutlossnya? Saya lebih suka mengatakan: kalau market melawan posisi kita di uptrend maka cut loss.
Greed, rasa tamak seseorang berkaitan erat dengan trading habit. Banyak orang yang berpikir bahwa setiap hari ada peluang di market, tetapi saya sering berpikir apakah orang tersebut yang mempunyai pikiran ada peluang di market setiap hari selalu cuan setiap hari? Jelas tidak.
Money Management ( MM), Orang yang trading dengan 100 juta dan 1 Miliar mempunyai kecenderungan perbedaan dalam money managementnya. Si A yang trading dengan modal 100 juta cenderung kalau beli saham TLKM akan buy minimal 50 juta atau bahkan kalau perlu 100 juta , sebaliknya B yang trading dengan modal 1 M akan cenderung buy TLKM dengan 200 juta-500 juta dulu ( ini contoh saja ). Nah perbedaan inilah yang kadang bagi pemula tidak menyadari perlunya money management yang sistematis sesuai %.
Selain itu, strategi trading di uptrend BOW-breakout-avg down-avg up jelas berbeda pada saat sideways dan downtrend. Yang paling sulit adalah saat market sideways karena pergerakan harga cenderung sempit , nah bila kita tidak dapat objektif melihat realitas maka kembali kita akan terdistorsi oleh emotion view. Mencoba fishing bottom adalah impian semua trader, namun hal itu sangatlah sulit bahkan hampir tidak mungkin kita sebagai manusia menentukannya. Yang dapat kita lakukan biasanya adalah mencoba mendeteksi bottom area, dan untuk itu kita perlu belajar banyak dari pengalaman dan ilmu-ilmu TA tentang time value, tanpa itu maka akan sulit bagi kita mencoba menentukan bottom area dengan tools standar yang ada. Butuh modifikasi tools dan improvisasi menggabungkan berbagai indikator sehinga menjadi suatu kesimpulan yang saling mendukung untuk mendapatkan posisi buy.
Nah bila kita terus belajar dan dapat mengontrol diri kita untuk tidak terjebak dalam emotion view, disitulah kedewasaan kita dalam melihat market. Apa yang boleh di buy dan apa yang tidak? pengalaman saya, biasanya pada saat downtrend dan harga hari ini misalnya close di 1000 ( open nya di 1050 misalnya), maka bila keesokan harinya harga naik 1060, maka trader biasanya akan cenderung buy di titik 1060 ( apalagi disertai volume), dan biasanya lusanya open di 1070 lalu turun ke 1000, sehingga orang biasanya menjadi nyangkuters ( betul tidak ? hehehehe ), seringkah anda melihat hari ini suatu price naik dengan volume bagus, keesokannya turun lebih dalam? Nah oleh karena itu sangatlah penting bagi kita semua untuk membedakan mana EMOTION VIEW dan REALITY VIEW.
Salam dan semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment