Sunday, September 26, 2010

PARAMETER KINERJA PORTOFOLIO II






Nah sekarang saya akan mencoba membandingkan kinerja saya dengan para fund manager baik Asing maupun lokal. Saya mengambil data pada reksadana Schroeder Dana Prestasi Plus dan Prudential Equity Fund. Dan dengan Hedge fund Lokal saya mengambil 3 sample kinerja dari TRIM kapital, Makinta Mantap , dan Lautan Dana Equity Progresif.

Dengan periode yang sama selama 6 bulan kinerja Schroeder Dana prestasi Plus tumbuh 16.1 %, dan Prudential Equity Fund tumbuh 15,2 %. Inilah contoh 2 Fund manager asing yang mengelola portofolio di pasar saham. Dengan angka portofolio saya yang tumbuh 15,72 %, maka saya pikir perbandingan kinerja seimbang.

Sekarang kita bandingkan dengan Fund Manager lokal, dalam periode yang sama 6 bulan, TRIM kapital hanya naik 9% saja, Makinta Mantap hanya 3,3%, dan lautan dana equity progresif MALAH MINUS 5%. Tidak bermaksud arogan, namun dengan data fakta ini, jelas sekali perbandingan portofolio saya jauh diatas fund manager lokal. Semua data dapat saya pertanggung jawabkan, karena sumbernya jelas, yaitu pada website schroeder dan prudential, dan dari infovesta, dimana saya khusus membayar data history NAB reksadana pada provider data yang kredibel yaitu infovesta.com. Pada Manajer Inevsatasi asing mereka lebih membuka diri dengan menampilkan history data di website mereka, namun tidak demikian dengan Manajer Investasi lokal,entah karena kinerja kurang memuaskan atau ada hal lainnya ha.ha.ha.

Pertanyaanya sekarang: Mengapa pada Lautandana equity progresif dan Makinta Mantap kurang memuaskan hasilnya? Sederhana sekali jawabannya, saya meyakini isi portofolionya adalah saham-saham gorengan. Apa dalilnya? Sesuai UU No. 8 Tentang Pasar Modal 1995 dan aturan dari Bapepam tentang reksadana, ada peraturan bahwa suatu Manajer Investasi dilarang memiliki 1 jenis saham portofolio lebih dari 10% dari total NAB nya. Misal: MI ( Manajer Inevestasi )tersebut memiliki dana 1 Triliun, di pecah ke 10 saham masing-masing 100 Miliar. Nah apabila saham A naik nilainya menjadi 110 Miliar ( naik 10% ), maka MI tersebut harus menjual saham paling sedikit senilai 10 Miliar agar nilai saham A bisa maksimal hanya 10% dari NAB ( 100 Miliar ). Apabila ada pelanggaran, maka akan mendapat surat cinta/teguran dari Bapepam yang dapat berimplikasi pada dicabutnya izin perusahaan manajer investasi tersebut.

Dengan adanya aturan tersebut maka kita asumsikan bahwa sebuah manajer investasi MINIMAL harus memiliki 11 macam saham.Tidak boleh dibawah 11 jenis. Karena kalau 10 jenis saja, itu sudah 10% dan bila naik 1 % saja MI sudah harus jualan. Nah kalau dengan MINIMAL 11 jenis saham, lalu portofolio MI MINUS, sementara saham-saham bluechip / IHSG naik 18,6% - 20,8% , maka hampir dapat dipastikan isi portofolio manajer investasi yang minus kinerja nya bermain di saham-saham yang benar-benar "progresif" alias gorengan ATAU mungkin MI tersebut mencoba mendrive harga suatu saham ke nilai tertentu NAMUN GAGAL. Hanya dua saja kemungkinan tersebut.

Mereka yang individu/trader yang berkinerja diatas IHSG selama 6 bulan UMUMNYA harus bermain di saham ASII dan banking dan KLBF itupun minimal 50%-60% dana dari portofolio. Bila diluar ASII banking KLBF, hasilnya sulit bisa lebih dari IHSG.

Nah inilah suatu fakta dan data yang saya sampaikan sebagai bahan refleksi diri kita masing-masing.MENCETAK cuan adalah hal yang mudah terlebih saat bullish. Akan tetapi MERUBAH POSISI LOSS MENJADI CUAN JAUUHH LEBIH SULIT DARI yang bisa dibayangkan, butuh effort yang keras. Ingat semakin waktu berjalan, dan semakin anda belum pulih dari loss, ITU SAMA ARTINYA anda loss makin dalam. Jadi inilah pembelajaran tentang hal yang benar dan apa yang terjadi di market, REAL, bukan hanya sekedar teriak CUAN TANPA DATA. Itu sebabnya kalimat 90% trader di market loss itu adalah benar.

Sebelum anda membeli suatu saham, HATI-HATI dan pertimbangkan seluruh aspeknya. JANGANLAH selalu sering mengikuti EXIT PLAN yang salah. Kata exit plan adalah bahasa halus dari cutloss. Apapun istilahnya "kena exit plan" atau cutloss tetaplah cutloss dan tetaplah sebuah loss. Jika anda membeli suatu saham hanya karena saham tersebut tiba-tiba naik ditarik keatas, lalu anda masuk buy ikutan dengan kalimat: exit plan di sekian, saya pikir menurut pandangan pribadi saya , itu tidak bijaksana.

Semoga ulasan ini membawa manfaat bagi kita semua. Salam

No comments: